PENULISAN TENTANG ETIKA BISNIS
Dosen : Teddy Ardiansyah SE,AS,MM
Disusun Oleh :
Nama : Zahra Febita Shafira
Kelas : 3EA22
Npm : 17216897
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2019
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2019
BAB I
HAKEKAT MATA KULIAH
ETIKA BISNIS
1.
Definisi
Etika Dan Bisnis
Konsep etika berasal
dari bahasa Yunani, yang dalam bentuk tunggal adalah ethos dan dalam bentuk jamak adalah ta etha (Bertens, 1997:4). Ethos mempunyai banyak arti, tetapi yang
penting dalam konteks pembahasan ini adalah kebiasaan, akhlak atau watak. Encyclopedia Britanica (1965, Vol.8:752)
malah hanya memberikan satu arti dari ethos,
yaitu character.
Menurut Yosephus, pengertian etika bisnis adalah wilayah
penerapan prinsip-prinsip moral umum pada wilayah tindak manusia di bidang
ekonomi, khususnya bisnis. Jadi, secara hakiki sasarannya adalah perilaku moral
pebisnis yang berkegiatan ekonomi.
2.
Etiket
Moral, Hukum, dan Agama
Dalam bisnis ada juga
etiket, tapi apakah etika dan etiket itu sama? Dalam kehidupan sehari-hari
sering kali kita menganggap keduanya mempunyai arti yang sama, tetapi
sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya. Etiket berasal dari bahasa
Prancis, yaitu ethiquete yang berarti
tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sedangkan etika itu
berasal dari bahasa Yunani/latin berarti falsafah moral dan merupakan cara
hidup yang baik dan benar dilihat dari sosial, budaya, dan agama.
Bertens dalam bukunya
yang berjudul “Etika” mengatakan bahwa moral merupakan nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang maupun kelompok yang digunakan
untuk mengatur suatu perbuatan (Bertens, 2007:4). Dari pengertian tersebut
dapat dikatakan bahwa moral dijadikan sebuah ukuran seseorang atau kelompok
dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Misalnya kelompok organisasi
masa yang melakukan demonstrasi disertai dengan tindakan anarkis maka mereka
berpedoman pada nilai dan norma yang tidak baik, atau beberapa anggota partai
politik yang terkena kasus korupsi maka mereka berpedoman pada nilai dan norma
yang tidak baik.
Moralitas
adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa itu benar dan
salah, atau baik dan jahat. Pedoman moral mencakup norma-norma yang kita miliki
mengenai jenis-jenis tindakan yang kita yakini benar atau salah secara moral,
dan nilai-nilai yang kita terapkan pada objek-objek yang kita yakini secara
moral baik atau secara moral buruk. Norma moral seperti “selalu katakan
kebenaran”, “membunuh orang tak berdosa itu salah”. Nilai-nilai moral biasanya
diekspresikan sebagai pernyataan yang mendeskripsikan objek-objek atau
ciri-ciri objek yang bernilai, semacam “kejujuran itu baik” dan “ketidakadilan
itu buruk”. Standar moral pertama kali terserap ketika masa kanak-kanak dari
keluarga, teman, pengaruh kemasyarakatan seperti gereja, sekolah, televisi,
majalah, music dan perkumpulan.
Hakekat standar moral :
1.
Standar moral berkaitan dengan
persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar akan
menguntungkan manusia.
2.
Standar moral tidak dapat ditetapkan
atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu.
3.
Standar moral harus lebih diutamakan
daripada nilai lain termasuk (khususnya) kepentingan diri.
4.
Standar moral berdasarkan pada
pertimbangan yang tidak memihak.
5.
Standar moral diasosiasikan dengan
emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
6.
Standar moral, dengan demikian,
merupakan standar yang berkaitan dengan persoalan yang kita anggap mempunyai
konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas,
melampaui kepentingan diri, didasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak,
dan yang pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah dan malu dan dengan
emosi dan kosa kata tertentu.
Seperti pengertian moralitas di
atas, bahwa apabila kita membicarakan sebuah moral maka erat keterkaitannya
dengan hukum, agama dan kebudayaan. Dalam kehidupan sehari-hari moral harus di
lakukan sebagai pendorong agar berperilaku baik. Begitu pula dengan kaitannya
etika moral dalam suatu bisnis. Apabila mempunyai sebuah moral yang baik maka
akan memberi dampak yang baik dalam sebuah perkembagan bisnis tersebut serta
dapat menjalani hubungan yang baik dengan relasi yang juga baik dan bermoral.
Moral di dapat dari sebuah orang yang mengetahui ajaran agama dan suatu budaya.
Sebuah agama telah mengatur seseorang dalam melakukan segala hal termasuk
berhubungan dengan orang yang mempunyai sebuah pekerjaan dalam bidang bisnis.
Sebuah moral yang dapat di aplikasikan dalam sebuah etika bisnis yaitu sebuah
kejujuran. Apabila sebuah bisnis dilandasi dengan sebuah kejujuran dalam setiap
transaksi ataupun pengambilan sebuah keputusan maka akan sangat memberikan
kepuasan bagi kedua belah pihak yang saling terkait dalam sebuah bisnis.
3.
Klasifikasi
Etika
Etika khusus dibagi menjadi tiga macam,
yaitu :
a. Etika Individual, yaitu menyangkut
kewajiban dan sikap manusia terhadap diri sendiri. Salah satu prinsip yang
secara khusus relevan dalam etika individual adalah prinsip integritas pribadi,
yaitu berbicara mengenai perilaku individual tertentu dalam rangka menjaga dan
mempertahankan nama baiknya sebagai pribadi moral.
b. Etika Sosial, yaitusuatu etika yang
berbicara mengenai kewajiban dan hak, pola dan perilaku manusia sebagai makhluk
sosial dalam berinteraksi dengan semuanya. Hal ini sesuai dengan hakikat
manusia yang bersifat ganda, yaitu sebagai makhluk individual dan sosial. Etika
individual dan etika sosial berkaitan erat. Bahkan dalam arti tertentu sulit untuk dilepaskan dan
dipisahkan satu dengan lainnya. Kewajiban seseorang terhadap dirinya berkaitan
langsung dengan banyak hal yang memengaruhi pula kewajibannya terhadap orang
lain, dan demikian pula sebaliknya.
c. Etika lingkungan Hidup, yaitu sebuah
etika yang saat ini sering dibicarakan sebagai cabang dari etika khusus. Etika
ini adalah hubungan antar manusia dengan lingkungan alam yang ada di
sekitarnya. Sehingga etika lingkungan ini dapat merupakan cabang dari etika
sosial (sejauh menyangkut hubungan antar manusia dengan manusia yang
bersangkutan dengan dampak lingkungan) maupun berdiri sendiri sebagai etika
khusus (sejauh menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya). Lingkungan
hidup dapat dibicarakan juga dalam kerangka bisnis, karena pola interaksi
bisnis sangat memengaruhi lingkungan hidup
4.
Konsepsi
Etika
Konsep
etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan). Menurut
Kotler (1997) budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang
mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan norma bersama yang dianut oleh
jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawannya berpakaian,
berbicara, melayani tamu dan pengaturan kantor.
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan
tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi
pekerjaannya. Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia
dihadapkan pada masalah:
1.
intern,misalnya masalah perburuhan
2.
Ekstern,misalnya konsumen dan
persaingan
3.
Lingkungan, misalnya gangguan
keamanan
Pada dasarnya ada 3 hal yang dapat
membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
1.
Perusahaan tersebut harus dapat
menemukan sesuatu yang baru.
2.
Mampu menemukan yang terbaik dan
berbeda
3.
Tidak lebih jelek dari yang lain
Untuk
mewujudkan hal tersebut perlu memiliki nilai-nilai yang tercermin pada:
1.
Visi
2.
Misi
3.
Tujuan
4.
Budaya organisasi